Sabtu, 20 Desember 2014

Kamis, 18 Desember 2014

penyanyi idola ku hanin dhiya



video Hanin Dhiya _Bintang Kehidupan” Nike Ardilla - Rising Star Indonesia Best Of 6 Eps 22.mp4,,,, dijamin bikin merinding 












BEST MOMENS


musium mulawarman Tenggarong

Memperingati hari pemuda


Getrich cabe qu


Momen di tepian
Ketulusan anelayan 5 smkn 3 Tenggarong

Rabu, 17 Desember 2014

Strategi Penyuluhan

Strategi Penyuluhan



Strategi penyuluhan pertanian dapat digunakan untuk melengkapi pendekatan pemasaran tradisional secara efektif. Perusahaan dapat mengupah staf penyuluhan mereka sendiri atau bekerjasama dengan anggota penyuluh tetap pemerintah atau organisasi non pemerintah. Penyuluh dapat berperan sebagai pelayan pasca penjualan bagi perusahaan benih dengan membantu petani dalam hal bagaimana menggunakan produk yang baru mereka peroleh dengan baik.
Kebanyakan strategi yang digunakan dalam penyuluhan pertanian diadopsi dari penyuluhan. Dalam penggunaannya, hal ini tergantung pada struktur organisasi sistem penyuluhan, ketersediaan sumberdaya, tujuan program, dan gaya kepemimpinan dalam organisasi penyuluhan. Penggunaannya berbeda-beda dari satu tempat ke tempat lain dan dari satu teknologi ke teknologi lain.
Tidak ada pendekatan penyuluhan yang secara tunggal dapat dipertimbangkan sebagai yang terbaik. Apakah ini dapat mempengaruhi orang untuk menggunakan teknologi atau informasi tergantung pada orang yang menggunakannya, sifat teknologi dan keadaan dimana mereka akan digunakan. Apa yang dapat dipakai di satu tempat dapat tidak bekerja di tempat lain. Karena itu, pilihan pendekatan penyuluhan perlu mempertimbangkan keadaan dan kondisi di tempat tertentu.
Pendekatan penyuluhan yang paling banyak digunakan hubungannya dengan pemasaran hortikultura yaitu: pendekatan komoditas, pendekatan sistem–sistem pertanian, pendekatan proyek dan pendekatan partisipatif.

Pendekatan komoditas
Pendekatan penyuluhan ini sangat khusus sejak menitikberatkan pada tanaman ekspor seperti kopi, gula, tembakau, kapas dll. Ini mengasumsikan bahwa satu-satunya cara untuk meningkatkan produksi adalah dengan memusatkan pada tanaman tertentu.
Maksud dari pendekatan komoditas adalah untuk meningkatkan produksi tanaman tertentu dan meningkatkan kualitasnya. Ini juga bertujuan untuk memaksimalkan penggunakan input spesifik.
Pendekatan ini dikendalikan oleh organisasi dalam menerapkan program penyuluhan tertentu. Beberapa pengendalian meliputi pengaturan tujuan program, pesan penyuluhan, kerangka waktu aktivitas, partisipasi masyarakat dalam staf program dan penyuluhan. Penerapan didasarkan pada instruksi organisasi. Teknik yang digunakan pada pendekatan ini adalah interaksi tatap muka, pertemuan kelompok, media cetak dan percobaan lapang. Jika petani tidak mengikuti perintah, maka sangsi diterapkan oleh organisasi (harga rendah atau tanpa ketersediaan input).
Organisasi penyuluhan menyediakan sumberdaya, teknisi terlatih dan menyediakan pelayanan pendukung seperti akunting pengelolaan lahan di suatu lokasi atau uji tanah langsung ketika diperlukan. Keberhasilan diukur berdasarkan produksi total tanaman tertentu.
Keuntungan pendekatan ini adalah:

Teknologi tepat untuk proses produksi, dan ada koordinasi penelitian dan pemasaran.
Ada jarak terpusat perhatian teknis
Ada insentif yang lebih baik untuk personel terlatih, dan lebih dekatnya pengelolaan dan supervise.
Ada lebih sedikit petani untuk masing-masing penyuluh untuk ditangani, dengan demikian mempermudah dalam memonitor dan mengevaluasi.
Efektif dari segi biaya

Kelemahan dari pendekatan ini yaitu:

Lebih sedikit prioritas yang diberikan bagi keinginan petani
Tidak menawarkan nasehat bagi petani untuk meningkatkan hasil tanaman lain.


Pendekatan Pengembangan Sistem-sistem Pertanian
Pendekatan ini mengasumsikan bahwa teknologi yang cocok dengan kebutuhan petani kecil tidak tersedia; karena itu hal ini harus dimunculkan secara lokal. Kegunaannya adalah untuk menyediakan penyuluh (dan petani sebagai tujuan akhir) dengan hasil penelitian yang sesuai dengan kebutuhan dan minat dari kondisi pertanian lokal.
Pendekatan sistem-sistem pertanian adalah menyeluruh. Dengan demikian, pengendalian program ini dibagi bersama-sama antara pria dan wanita di suatu tempat, penyuluh dan peneliti. Pada masing-masing tempat, program “sesuai” dengan kebutuhan dan keinginan pengguna akhirnya. Dari waktu ke waktu, mereka mulai suka untuk berpartisipasi, mengadopsi praktek yang direkomendasikan dan mendukung keberlanjutan penyuluhan. Ada kerjasama antara penelitian dan penyuluh dengan petani lokal.
Pendekatan ini meliputi analisis dan percobaan lapang di lapangan dan rumah. Ini menggunakan beberapa teknik seperti pertemuan, kunjungan dan demonstrasi. Ini juga membutuhkan peneliti untuk pergi ke tempat proyek untuk mendengarkan petani dan penyuluh, untuk mencoba memahami pertanian sebagai sebuah sistem.
Pendekatan ini:

Mendorong partisipasi aktif dari kelompok sasaran.
Memanfaatkan organisasi yang ada.
Berdasar pada konservasi
Menggambarkan keluarga/rumah tangga sebagai bagian integral dari sistem pertanian.
Tergantung pada ketersediaan pelayanan pendukung.
Meningkat ketika aktivitas penelitian sistem pertanian ada.
Merupakan mekanisme yang efektif untu menyebarkan teknologi yang dikenali dan menekankan kebutuhan jaringan.

Menyediakan pelatihan dasar dan berlanjut
Bertujuan untuk keberlanjutan.

Keberhasilan dalam menggunakan pendekatan ini diukur dengan adopsi teknologi yang dikembangkan dan penggunaan yang berlanjut dari waktu ke waktu.
Keuntungan pendekatan ini yaitu:

Relevansi dan “sesuai” dengan pesan yang dimunculkan.
Ketersediaan pesan yang akan dibagikan dengan pengguna akhir
Hubungan antara penyuluhan dan sistem-sistem penyuluhan
Komitmen petani dalam menggunakan teknologi.

Kelemahan pendekatan ini yaitu:

Biaya sangat tinggi untuk membawa tim ke lapangan
Pendekatan ini mungkin terlalu lambat
Spesialisasi yang berat
Pengendalian laporan dan administrasi susah.


Pendekatan Proyek
Peran petugas penyuluhan adalah mendukung individu, mengkoordinasi aktivitas partai berbeda yang terlibat dan mengejar kemajuan proyek.
Pendekatan proyek yang terencana untuk pengembangan pemasaran hortikultura akan meningkatkan kesempatan pengembangan baru dibuat. Ini penting bagi penyuluh mempunyai gambaran mental yang jelas mengenai keluaran yang diinginkan dan dengan sukses menyampaikan tujuan. Proyek harus dipahami oleh semua bagian jika mereka ingin bekerja bersama-sama dengan efektif.
Pengalaman manajemen bisnis menunjukkan bahwa sasaran, seperti tonase yang harus dikapalkan atau harga penjualan, juga penting, seperti mereka menyediakan tantangan bagi partai yang terlibat dan dapat digunakan untuk memonitor kemajuan proyek. Teknik ini disebut “manajemen tujuan”.
Bagaimanapun, tidak peduli bagaimana bagusnya pekerjaan sebelumnya dilakukan, ketika sebuah perencanaan diletakkan ke dalam suatu pekerjaan, sesuatu yang tidak diharapkan pasti terjadi. Harga untuk hal yang tak diharapkan harus dibuat. Ada baiknya memulai proyek dengan tahap penuntunan agar kesalahan yang dibuat bisa lebih kecil dan dapat dipelajari. Selanjutnya, proyek harus fleksibel agar perubahan dapat dibuat sesuai dengan hasil pengkajian. Tak dapat diacuhkan, proyek kritis akan mencoba menekankan pada berbagai masalah.; kebanyakan proyek yang berhasil pernah berhadapan dengan masalah, khususnya pada fase awal, dan kesuksesan mereka seringkali sebagai ukuran kemampuan mereka untuk mempelajari kesulitan dan mengatasinya.
Pendekatan proyek secara umum didukung oleh dana asing atau oleh organisasi yang bekerjasama dengan pemerintah. Dalam pelaksanaannya, dikerjakan oleh staf proyek dan karyawan lain secara temporal.
Pengukuran kesuksesan dalam pendekatan ini biasanya sedikit perubahan yang mengambil tempat di tempat proyek berdasarkan pada tujuan proyek.
Keunggulan pendekatan ini yaitu:

Fokus dan karena itu, evaluasi keefektifan dapat dengan mudah dilakukan
Teknik dan metode baru dapat diujicobakan.
Pelajaran dipelajari dari berbagai nilai kekal dalam penyuluhan.

Sedangkan kelemahannya adalah:

Kerangka waktu terlalu pendek
Dana tersedia mungkin lebih dari yang dipakai.
Aliran “ide-ide bagus”, atau “efek menyebar”, ke wilayah lain terbatas.
Tidak terjaminnya keberlanjutan setelah proyek berakhir.
Standar ganda bagi petugas (di dalam dan di luar proyek) terlihat jelas. Ini menjadi masalah setelah hidupnya proyek.


Pendekatan Partisipatif
Ini merupakan pendekatan pemberdayaan berdasarkan masyarakat yang menitikberatkan pada keterlibatan orang-orang yang merupakan pemeran dan sasaran pemberdayaan. Asumsinya bahwa sifat dan potensi kreatif masyarakat dapat dibuka untuk diberdayakan.
Mempertimbangkan bahwa masyarakat mempunyai sumberdaya mereka sendiri, mereka harus dilibatkan ke dalam semua fase pengelolaan program. Ini penting bahwa kesadaran tercipta dan bahwa mereka diberdayakan untuk mengendalikan kehidupan mereka sendiri dan mencukupi kebutuhan dan aspirasi merek sendiri. Dalam berbagai kegiatan, mereka akan meningkatkan dan menggunakan potensi mereka untuk meningkatkan tidak hanya mereka sendiri, tetapi juga masyarakat sekitarnya. Dengan demikian, mereka menjadi percaya diri dan dengan demikian, meningkatkan martabat (harga diri) mereka.
Sebuah contoh pendekatan partisipatif adalah pemuliaan partisipatif. Pemuliaan partisipatif secara luas digunakan selama fase pengembangan varietas baru. Pemuliaan pertisipatif menjamin bahwa benih yang dikembangkan memperhatikan tidak hanya persyaratan teknis dan tujuan diatur oleh pemulia, tetapi juga hasil produk yang diterima oleh pengguna akhir.
Tujuan pendekatan penyuluhan partisipatif adalah meningkatkan produksi dan pendapatan serta meningkatkan martabat manusia dan kualitas hidup keturunannya. Dengan demikian pendekatan tersebut meliputi:

Persiapan sosial. Ini terdiri dari pemilihan keturunan, orientasi mereka dan kesadaran berkreasi dalam menyiapkan mereka untuk merencanakan dan pelaksanaan program/proyek.
Pelatihan bagi yang terlibat dengan program. Untuk meningkatkan kemampuan peserta dalam penyuluhan pertisipatif, program pelatihan diperlukan bagi mereka untuk memahami metodologi, nilai dan teknis dalam pelaksanaan sebagai pendekatan.
Diagnosis tempat studi. Ini dikerjakan oleh peserta-keturunan untuk menentukan aspek sosial ekonomi, budaya, politik dan ekologi dari masyarakat. Participatory Rapid Appraisal (PRA) digunakan untuk mendapatkan data dasar yang akan digunakan sebagai dasar untuk menentukan perubahan yang akan terjadi pada suatu masyarakat. PRA akan menolong dalam menentukan masalah, kebutuhan, potensi dan kemampuan masyarakat setempat di suatu wilayah yang akan digunakan sebagai titik awal pengembangan.
Proses perencanaan. Dengan partisipatif aktif dari pengguna akhir dan pelaksana (badan, organisasi pemerintah dan organisasi non pemerintah) yang terlibat dalam program, kelompok menyusun rencana pengembangan untuk wilayah sasaran. Rencana ini mencakup mengapa, apa, kapan, dimana dan untuk siapa, dengan siapa dan bagaimana rencana akan dilaksanakan. Ini akan memerlukan pertimbangan dari campur tangan yang akan dimasukkan, masukan, proses, keluaran, hasil dari program/proyek.
Melaksanakan rencana. Semua sektor di masyarakat akan dimanfaatkan dan digerakkan untuk melaksanakan rencana. Hubungan di dalam dan di luar masyarakat akan dibangun untuk membagi peran/fungsi yang dimainkan oleh badan/organisasi yang berbeda dan mengkoordinasi beberapa aktivitas dengan pemimpin local yang berpartisipasi secara aktif. Fase ini akan mempertimbangkan kerangka waktu dari input, sinkronisasi proses/aktivitas dan monitoring keluaran dan hasil dan meluruskan dengan tujuan program/proyek.
Monitoring dan evaluasi. Pada setiap fase pendekatan, monitoring akan dilakukan untuk mengevaluasi proses yang berlangsung untuk mengetahui apakah proyek ini pada jalur yang benar atau perubahan arah diperlukan. Fase ini juga akan menentukan langkah pelaksanaan evaluasi formatif dari pendekatan. Selanjutnya, proses seperti juga dampak pendekatan juga harus ditaksir.


Manfaat dari pendekatan ini adalah untuk mengetahui kebutuhan dan masalah orang-orang diambil ke dalam pertimbangan, dan tujuannya dicapai. Pada akhirnya, juga ada keberlanjutan program dan percaya diri dari masyarakat.
Keunggulan pendekatan ini yaitu:

Relevan atau “ sesuai” dengan program.
Hubungan yang mendukung satu sama lain dibangun antar peserta (peneliti, penyuluh dan penduduk setempat) termasuk mereka yang menyediakan pelayanan pendukung.
Merangsang meningkatnya percaya diri, kesadaran dan partisipasi diantara pengguna akhir. 

Kelemahannya adalah:

Kurangnya pengendalian program dari kacamata pemerintah.
Ada kesulitan dalam pelaporan dan perhitungan pendekatan partisipatif
Tekanan dilakukan kepada sistem penelitian dan penyuluhan oleh penduduk setempat.
Penduduk setempat dapat menggunakan tekanan kepada manajemen personal dalam memutuskan (memilih, menetapkan, dan menaikan mobilitas penyuluh) pada pemerintah pusat.


Sumber: Pichop, G.N. and H.S. Mndiga. (2007). Essentials of Modern Marketing Management and Supply Chain Systems for Vegetable Seed Companies. Technical Bulletin no. 39. AVRDC- The World Vegetable Center, Shanhua, Taiwan